Love’s Passion – Teaser

Standard

Oke. Ini ff-ku yang ke…sekian kalinya. hehe~

Nah, FF ini aku buat berdasarkan pesanan dari Nona Eun Aeryung a.k.a Melinda Selvyasari. Silahkan dibaca, kalau nggak suka bilang ya. Jadi aku ga nerusin FF ini. Arachi? ;)

Title : Love’s Passion  ~Teaser~

Author : Han Hyebin

Length : Chapter

Genre : Romance, Friendship, Sad

Main Cast :

*Cho Kyuhyun (Super Junior)

*Eun Aeryung (Original Character)

*Lee Sung Min (Super Junior)

 

Read the rest of this entry

A Resolution Promise ~3~

Standard

Title : A Resolution Promise  ~3~

Author : Hanhyebin

Length : Chapter

Genre : Romance, Friendship, Sad

Main Cast :

*Kim Ki Bum (Super Junior)

*Han Hye Bin (author ‘hehe’)

Support Cast :

*Kang Hyun Rim (Original Character)

*Lee Sung Min (Super Junior)

*Kim Yesung  (Super Junior)

Minor Cast :

*Bi Tina (Imaginaty Character)

*Kang Sang Hoon (Original Character)

*Seo Hyun (SNSD)

 

Setelah pertandingan final minggu kemarin, hari-hariku kembali lengang dengan latihan basket 2 kali seminggu. Karena itu, aku kembali les dengan jadwal teratur. Sejak pertandingan semi final hingga final, kedekatanku dengan Hye Bin semangkin meningkat, apalagi saat aku kembali les dengan teratur. Dalam sekejap seluruh duniaku seolah tersedot olehnya. Tempat dudukku saat les selalu ada di sebelah kanannya. Aku juga selalu mengantanya pulang les. Bahkan terkadang kami jalan keluar sebelum memutuskan untuk pulang.

“Oh iya, kau bilang ada saudaramu yang datang setelah pertandingan final selesai. Memang siapa sih?” tanyaku saat kami sedang menikmati ramen di salah satu kedai favoritku.

“Ehm.. oh, itu sepupuku yang dari Indonesia. Dia kemarin transit di Seoul sebelum berangkat ke Jeju untuk menemui kekasihnya.” Jawabnya sambil terus menatap mangkuk ramennya yang semakin berkurang isinya.

“Oh… pacarnya ada di Jeju?” tanyaku lagi.

“Ne~ Dia punya hotel disana. Kebetulan ada pembangunan salah satu fasilitas baru. Jadi dia terpaksa tinggal disana sampai proyek pembangunannya selesai.” Jawabnya masih menatap mangkuknya.

“Karena itu sepupumu yang kesana? Wah, benar-benar menyenangkan menjadi pacar sepupumu itu.” Kataku sambil tersenyum lebar.

“Kenapa memang?” kali ini dia menatapku sambil menautkan alisnya. “Kenapa bisa menyenangkan?”

“Tentu saja, dia jauh-jauh datang hanya untuk menjenguk kekasihnya yang sibuk. Bagi pria, itu adalah hal yang dapat membuat bahagia.”

“Ah, tapi kurasa alasannya ke Jeju bukan sekedar menjenguk kekasihnya, tetapi mengawasi kekasihnya. Yah, kau tahu banyak pria yang suka gandeng sana-sini walaupun sudah punya kekasih yang biasa kita sebut playboy. Dan sayangnya, salah satu pria itu adalah pacar sepupuku.” Terangnya setelah meneguk segelas air mineral dihadapannya.

“Oh, kupikir…” jawabku karena cukup terkejut dengan penjelasannya.

“Sudahlah, ayo kita pulang. Maaf ya, makanku lama. Hehe…” katanya setelah kenyang memakan 1 mangkuk ramen dengan senyum lebarnya.

“Tunggu dulu, sebelumnya aku ingin bertanya. Kau mau menjawabnya?” tanyaku dengan wajah yang berubah serius. Seketika itu, senyum lebarnya berganti wajah polos kebingungannya.

“Eh, tentu. Asal pertanyaanmu bisa kujawab.” Katanya kemudian.

“Ehm… Apa kau… tidak ingin punya… ehm, kekasih seperti sepupumu?” tanyaku sambil berusaha menenangkan hatiku yang bergemuruh entah kenapa.

“Haruskah aku punya?” tanyannya kembali padaku.

“Yah.. mungkin saja kau berminat. Kalau iya, aku ingin mendaftar.” Kataku serius.

Semenit dia menatapku dalam diam dan aku pun hanya bisa menatapnya balik tanpa bisa mengucapkan kata-kata lain.

“Ah, kau bercanda. Ayo pulang!” katanya berhasil merubuhkan benteng gemuruh hatiku. Aku hanya bisa mengekorinya keluar kedai dan menjalankan sepeda motorku ke rumahnya.

Aku sungguh-sungguh. Tidak bisakah kau melihat kesungguhanku. Sepertinya, aku sudah jatuh. Jatuh cinta padamu. Jatuh jauh sekali tanpa aku sadari. Sedetik kemudian aku melajukan motorku kembali setelah melihat pintu rumahnya tertutup.

+++___***___+++

          “Hye Bin-ah!” seru sebuah suara yang sangat kukenal baik.

“Mwo?” jawabku malas sambil mengarahkan pandangan mataku kearah sumber suara.

“Kau tidak akan percaya saat aku katakan ini padamu. Aku sendiri juga tidak percaya sebenarnya. Tapi aku percaya sekarang.” Kata Hyun Rim yang hanya kusambut dengan mimic bingung atas ucapannya.

“Maksudmu? Aku tidak tahu apa yang kau maksudkan.” Jawabku masih dengan mimic bingung.

“Ayo ikut denganku.” Jawabnya sambil menarikku keluar kelas.

Hyun Rim terus menarik tanganku hingga kami sampai di tepi lapangan outdor untuk kami berolahraga. Kemudian dia mengisyaratkan untukku duduk di salah satu bangku yang tersedia disana.

“Aku tidak sedang gila. Aku masih waras. Tapi mungkin aku sudah gila karena cinta.” Katanya setelah melihat mimik mukaku yang seolah ingin menanyakan kewarasannya.

“Cinta?” Mimik wajahku langsung berubah semakin keruh karena sungguh tidak mengerti dengan ucapan sahabatku ini.

“Oke… Sebentar. Begini, apa kau pernah berpikir kenapa aku memilih menjadi manager tim basket?” Tanyanya masih dengan wajah sumringahnya.

“Ehm, karena Sang Hoon sakit?” tanyaku ragu.

“Ada alasan lain dari itu. Kau tahu apa?” tanyanya lagi yang berhasil membuatku menggelengkan kepala.

“Ah… Dasar! Kau tetap saja begitu. Begini, alasan lain aku ingin menjadi manager tim basket ini karena … aku suka dengan salah satu pemainnya.” Serunya masih dengan suara rendah namun dengan penekanan dibagian akhir kalimatnya serta telapak tangannya yang diatas dadanya seolah menahan agar jantungnya tidak melompat saat itu juga karena senangnya.

“Sinca?” tanyaku masih dengan wajah bingung.

“Aish… Kau ini. Jeongmal.” Katanya sedikit putus asa saat aku terlihat masih tidak percaya.

“Oh… Nugu?” tanyaku kemudian. “Apa aku kenal?”

“Tentu saja kau kenal. Kan aku sudah bilang dia pemain basket sekolah kita.” Jawabnya dengan nada kesal karena aku masih terlihat tidak percaya.

“Ini. Ini orangnya. Orang yang berhasil membuatku jatuh cinta.” Jawabnya sambil menyodorkan handphonenya padaku. Disana aku bisa melihat Hyun Rim sedang berpose dengan salah seorang pemain basket sekolah kami yang sangat kukenal. Aku palingkan pandanganku pada Hyun Rim kembali.

“Ne~ Pemain bernomor punggung 9, Ki Bum. Kim Ki Bum.” Jawabnya dengan senyum merekah bagai matahari yang sedang bersinar terik diatas pepohonan tempat bangku kami dinaungi.

+++___***___+++

          Badanku serasa ingin roboh selama perjalanan pulang. Saat sampai di rumah, tanpa berganti pakaian maupun melepas sepatu aku segera berbaring diatas tempat tidurku yang nyaman. Saat kuarahkan pandanganku ke langit-langit kamar, mataku terasa melihat flashback kisah pertemananku dengan Hyun Rim.

“Kau mau makan ini?” sapanya padaku yang hari itu adalah siswa baru di SD Paekjae. Pertanyaan tersebut hanya kujawab dengan anggukan kecil dan segera menyambar apel yang ada ditangan gadis kecil di depanku.

          “Enak?” tanyanya lagi padaku. Dan sekali lagi kujawab dengan sebuah anggukan kecil.

          “Baguslah kalau begitu. Oh iya, perkenalkan, aku Hyun Rim. Kang Hyun Rim.” Katanya sambil mengulurkan tangannya padaku.

          “Aku Hye Bin, Han Hye Bin. Gomawo untuk apelnya.” Kataku kemudian. Dan tanpa kami sadari itulah awal pertemanan kami.

Tiba-tiba tenggorokanku terasa haus. Tanpa sadar aku terbangun dan berjalan menuju dapur.

“Non Hye Bin…” seru sebuah suara.

“Oh, ada apa Bi Tin?” jawabku saat melihat pembantuku yang sudah mengabdi pada keluarga oemmaku bahkan sebelum oemma lahir. Oemma sengaja membawanya ke Korea karena beliau tidak memiliki keluarga selain keluarga kami.

“Ini non, bibi menemukan ini di pojok kamar dekat lemari waktu bibi membersihkan kamar non.” Kata beliau sambil menyodorkan sebuah kain berbentuk persegi berwarna krem.

“Tadi kotor sekali non, jadi bibi cuci dulu.” Tambah beliau.

“O-oh.. Terima kasih bi.” Ucapku tulus sambil berjalan menuju kamar.

“Oh ya non, makan siangnya sudah selesai. Non mau makan kapan?” Tanya Bi Tin lagi sebelum  aku berjalan terlalu jauh darinya.

“Nanti saja bi. Saya capek. Bibi istirahat dulu aja. Nanti kalau saya laper kan saya bisa ambil sendiri seperti biasanya.” Jawabku beserta sebuah senyum simpul sebelum aku benar-benar meninggalkan dapurku.

Kubentangkan sapu tangan krem yang sedari tadi menyita perhatianku sambil merebahkan tubuhku di posisi sebelum aku ke dapur. Kuteliti setiap sudutnya. Saat sampai di sudut kanan bawah, terlihat sebuah sulaman yang membentuk nama seseorang. Hyun Rim. Aku tersenyum saat melihat nama tersebut. Namun sedetik kemudian, rasa senang telah menemukan salah satu benda berhargaku itu lenyap saat teringat kejadian yang terhubung dengan sapu tangan ini.

          “AAAAAAAAAAAAAAAAA!”

          “Hye Bin! Aku sudah menangkap tanganmu.”

          “Ne~”

          “Sekarang berusahalah untuk naik. Aku akan menarikmu.”

          “Ne~”

          “1…2…3…naik!” “Huf… Syukurlah”

          “Gomawo Hyun Rim-ah…”

          “Ah, gwenchana… Kitakan satu tim… Aw!”

          “Kau kenapa? Coba aku lihat. Aduh… tanganmu terkelir Karena memegangku tadi ya? Mianhe…”

          “Ah, tidak apa.”

          “Sini, biar kubebat. Paling tidak bisa menurangi rasa sakit.”

          “Gomawo…”

Aku kembali mengingat kejadian menakutkan itu. Untunglah Hyun Rim dengan sigap menangkap tanganku sebelum aku jatuh dari puncak permainan yang ada di taman dekat rumah kami. Karena itulah tangan kirinya terkadang akan mengalami kram tiba-tiba. Menurut dokter, ini dikarenakan tangan kiri Hyun Rim terkelir sehingga salah satu pembuluh nadinya terjepit diantara tulang pergelangan tangannya. Saat itu aku sungguh merasa bersalah. Tapi Hyun Rim selalu menjawab ‘itu terjadi karena aku yang ingin menolongmu’ sambil tersenyum. Sejak saat itulah, aku berjanji pada diriku sendiri untuk menjaga Hyun Rim apapun yang terjadi.

“Pabo ya! Apa-apan sih kau ini Hye Bin. Kau sudah berjaji membuatnya bahagia, jadi kau harus membuatnya bahagia. Apapun yang terjadi. Ya benar. Apapu  yang terjadi.” Kataku meyakinkan diriku sendiri. Tapi entah kenapa rasanya ada sesuatu yang menyesakkan dadaku setiap aku mengingat ucapan Hyun Rim, ‘Ne~ Pemain bernomor punggung 9, Ki Bum. Kim Ki Bum.’.

“Argh! Moella!”

+++___***___+++

          “Anyeong!” Serunya sambil duduk manis diatas sepeda motor biru safir kesayangannya.

“OMO! Kau mengagetkanku! Ada apa pagi-pagi kesini?” jawabku sembari menutup pintu rumahku.

“Menjemputmu.” Jawabnya enteng.

“Memang aku mau?” tanyaku yang langsung membuatnya turun dari motor kesayangannya dan menghampiriku.

“Harus mau!” jawabnya mantap sambil memakaikan helm warna merah yang selalu kupakai saat aku dobonceng olehnya.

“Kajja!” serunya sambil menarik tanganku dan melajukan motorsnya sesaat setelah memastikan kami duduk dengan nyaman.

Entah kenapa tiba-tiba ada rasa nyaman yang menghinggapi hatiku. Aku hanya diam dan menikmati posisiku sekarang.

“Yakin kau tidak ingin berpengan padaku?” Tanyanya dari balik helmnya.

“Anio… Aku baik-baik saja.” Kataku lancer walaupun sejujurnya aku sungguh takut jatuh dari motornya karena kecepatannya yang lumayan wah.

“Kalau begitu aku tidak tanggung jawab setelah ini.” Katanya sembari melajukan motornya lebih kencang.

Karena perubahan kecepatan yang tiba-tiba, reflek aku melingkarkan lenganku di dadanya. Saat itu, tiba-tiba jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Aduh, kenapa jantungku ini. Aku sudah berkali-kali dibonceng olehnya tapi aku tidak pernah merasa seperti ini. Aish… ini pasti karena kecepatannya yang diatas rata-rata. Atau karena aku memeluknya?

“Nah, sudah sampai.” Katanya membuyarkan semua pikiran yang memenuhi otakku.

“Oh, n-ne…” Jawabku gugup. Aku turun dari motornya dan menyerahkan helm yang kukenakan padanya.

“Kau lucu sekali sih…” Katanya tulus dengan senyum 1000 wattnya sembari menacak rambutku.

“Pulang sekolah nanti kita berangkat les sama-sama ya? Jadi jangan pulang dulu.” Katanya lagi. “Sudah masuklah dulu, aku mau ke parkiran mobil dulu. Anyeong!”

Aku yang masih terpana dengan apa ayng dilakukannya tadi segera kembali ke dunia nyata saat sebuah sentuhan mendarat di bahuku.

“Hebat sekali kau bisa membuatnya seperti itu?” kata sebuah suara dibelakangku.

“Eh?” Kataku tak mengerti.

“Aku belum pernah melihatnya memperlakukan wanita seperti itu bahkan sebelum aku menjabat sebagai manager tim basket.” Katanya lagi.

“Lalu? Kalau dia melakukan itu padaku memang kenapa Sang Hoon?” Tanyaku masih dengan wajah bodoh yang memang tidak kubuat-buat.

“Mungkin… Karena kau special baginya.” Jawabnya sembari tersenyum penuh arti.

“Mwo?” Tanyaku tidak percaya yang hanya dijawab dengan anggukan kecil darinya.

“Oh, Hyun Rim-ah, tunggu kami!” Serunya sambil melambai kearah orang yang sedari tadi berdiri di loby depan sekolah. Aku hanya bisa melihatnya mengangguk sambil tetap menunggui kami yang berlari kecil untuk mempercepat sampai ketempatnya.

Setelah berada di  loby dan berjalan bersama Hyun Rim dan Sang Hoon, aku kembali sibuk dengan berbagai macam hal di pikiranku. Ki Bum menganggapku special? Apa maksudnya itu? Apa itu benar? Sepanjang jalan menuju kelas pikiranku terlalu penuh dengan Ki Bum. Bahkan aku sampai tidak mengetahui Seo Hyun songsaenim sudah masuk ke dalam kelas sampai Hyun Rim menyenggol sikuku.

+++___***___+++

…wait for the next part please…

The One Little Star / Part 3

Standard
annyeong chingu ^^
ini lanjutan FF ku, mian ya kalo kemarin latar setting nya ada yg sama..
kalo disini ada latar tempat yg sama juga, berarti gak sengaja, aku minta maaf sama yg punya tempat, hehe
yg kena tag atau apalah itu namanya, jgn lupa RCL oke ^^
Title       : The One Little Star
Genre   : Romantic, Friendship
Rating   : PG-14
Author  : Nuyh ‘ndah Triple’Shawol CassiElf
Cast       :
– Park Ji Yeon
– Choi Min Ho
– Umma & Appa Ji Yeon
– Umma & Appa Min Ho
– Park Min Ri (Jiyeon’s bestfriend)
– Lee Jinki a.k.a Onew (Minho’s bestfriend and senior)
– Kim Kibum a.k.a Key (Minho’s bestfriend and senior)
– and other cast as Friends  of Ji Yeon & Min Ho

The One Little Star / Part 2

Standard

annyeong chingu ^^
ini lanjutan FF ku, mian ya kalo kemarin latar setting nya ada yg sama..
kalo disini ada latar tempat yg sama juga, berarti gak sengaja, aku minta maaf sama yg punya tempat, hehe
yg kena tag atau apalah itu namanya, jgn lupa RCL oke ^^
Title       : The One Little Star
Genre   : Romantic, Friendship
Rating   : PG-14
Author  : Nuyh ‘ndah Triple’Shawol CassiElf
Cast       :
– Park Ji Yeon
– Choi Min Ho
– Umma & Appa Ji Yeon
– Umma & Appa Min Ho
– Park Min Ri (Jiyeon’s bestfriend)
– Lee Jinki a.k.a Onew (Minho’s bestfriend and senior)
– Kim Kibum a.k.a Key (Minho’s bestfriend and senior)
– and other cast as Friends  of Ji Yeon & Min Ho
******************************
“Oppa..” pekik Jiyeon.
“Eh, wae Jiyeon?” tanyaku.
“Oppa, perahunya bocor” seru jiyeon sambil menunjuk ke bagian perahu yang bocor. Air semakin banyak masuk ke dalam perahu. Aku berusaha mendayung perahunya ke pinggir, sedangkan Jiyeon mencoba sedikit demi sedikit untuk membuang air dengan kedua tangannya.
Air sudah benar-benar memenuhi hampir setengah dari perahu. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Aku hanya terus memikirkan Jiyeon yang terlihat sangat panik.
“Oppa!!!” teriak Jiyeon.
“Hah, eh..”
“Oppa melamun apa sampai tidak mendengar panggilanku? Gwenchanayo?” Tanya Jiyeon.
Aigo, ternyata tadi aku hanya mengkhayal saja. Untung bukan kenyataan, karena kalau sampai ini terjadi, benar-benar akan merepotkan.
“N.. ne, gwenchana”
“Jeongmalyo? Kenapa wajahmu sangat pucat oppa?” Tanya nya lagi.
“Hmmm, oppa tak apa-apa” Jiyeon hanya mengangguk.
“Oppa…” panggil Jiyeon kemudian, aku menoleh ke arahnya dan…
“Kyaaa, apa yang kau lakukan? Mengapa menyiramku dengan air?”
“Aish, tadi oppa itu membuatku takut. Aku khawatir oppa kerasukkan hantu penjaga tempat ini” candanya. Read the rest of this entry

The One Little Star / Part 1

Standard

Annyeong chingu ^^
Kembali lagi dengan FF ku dan sangat gaje ini, hehe..
Kayaknya FF kali ini ancur banget deh, tapi aku harap kalian mau baca 😉
(kalian : gamauuuuuuu :p)
yang baca aku do’ain masuk surga semua deh.. #ngerayu, plakkk!! XD
FF ini sebagian aku ambil dari kehidupanku, selebihnya ngarang bebas, hehehe
mungkin FF ini banyak kata” yang kedengeran aneh, tapi nikmati sajalah..
maka dari itu, untuk kalian yang udah baca aku minta keikhlasan nya untuk comment nih FF gaje,,
udahlah.. daripada dengerin ocehan aku yang gak jelas ini, lebih baik kalian langsung baca aja deh, hehe 😀
Title       : The One Little Star
Genre   : Romantic, Friendship
Rating   : PG-14
Author  : Nuyh ‘ndah Triple’Shawol CassiElf
Cast       :
– Park Ji Yeon
– Choi Min Ho
– Umma & Appa Ji Yeon
– Umma & Appa Min Ho
– Park Min Ri (Jiyeon’s bestfriend)
– Lee Jinki a.k.a Onew (Minho’s bestfriend and senior)- Kim Kibum a.k.a Key (Minho’s bestfriend and senior)
– and other cast as Friends of Ji Yeon & Min Ho
Cerita ini berawal dari sebuah ketidaksengajaan yg membuat suatu hubungan terjalin hingga sekarang. Entah hubungan apa itu, tapi yang pasti hubungan itu sekarang sedang dijalani oleh dua orang manusia yang berbeda jenis.
*ji Yeon POV*
Pagi ini kuawali seperti biasa. Aku pergi mandi, memakai kemeja biru panjang, rok kotak-kotak kecil  berwarna biru muda dan hitam selutut, juga blazer serta dasi hitam panjang, seperti itulah gambaran seragam sekolahku. Setelah itu pergi ke sekolah. Sebelum berangkat umma menyuruhku untuk sarapan, tapi aku menolaknya untuk yang kesekian kalinya. Aku tidak pernah suka sarapan, apalagi sarapan dirumah. Aku enggan melakukan aktivitas dirumah. Kalian tahu kenapa?
Namaku Park Ji Yeon, biasa dipanggil Ji Yeon. Umurku 17tahun, dan sekarang aku kelas 3 di Nul Paran High School. Aku anak tunggal dari sebuah keluarga yang berkecukupan, tapi sayang kurang mendapat perhatian dan kebahagiaan. Itulah yang membuatku tidak suka untuk berlama-lama dirumah. Apalagi ditambah dengan keadaan orangtuaku yang tidak pernah akur, aku semakin membenci mereka.
Aku pergi ke sekolah dengan berjalan kaki, itu karna jarak rumah dan sekolahku tidak terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu 20menit, aku sudah sampai di depan pintu gerbang sekolah. Read the rest of this entry

I Love You, I Hate You {chapter 1}

Standard

Title : I love you, I hate you

Author :  Choi Hyo Sun

Cast:

-Stranger ; Jung Tae Woo [samaran] (Super Junior)

-Choi Hyo Sun (reader ; author)

-Angelyn

-Han Hyun Mi

Genre : Family

Rating : PG-13

“hoaeeemmmm…sssssss” aku topang kepalaku malas. Pelajaran ini begitu membosankan. Aku bahkan sudah bisa menjawab sebelum Mr.Lee menjelaskan. Aku ambil sebuah mini ipod dalam tasku, -hahaha- being naughty is great XD. Aku pasang headset ditelingaku dan aku putar playlist dalam ipodku.

“Muni yeolrigo (ooh~no) geu yebbeun eolgulro misojochado eobseo oh my god~ . Yeotaeggeot jal ddwideon simjangi Boom Boom Boom Boom Boom”

“Hyo Sun-ah..” panggil temanku.

“ne?”

“bagii dong…”

“ye? Bagi? Bagi apa?”

“itu…” Hyun Mi menunjuk nunjuk sesuatu di rambutku.

“BUAHA-!“  tawaku terhenti melihat semua mata tertuju padaku. “HACHII!” “hehehe maaf Mr.Lee saya bersin nggak tau diri” elak ku.

“ckck.. ayo kembali belajar” sahut Mr.Lee. mukaku tertunduk malu diikuti cekikian tawa Hyun Mi.

“Heh, ini gara gara kamu tauk, nihh..” aku memberinya sebelah headsetku. Kami mendengarkan lagu korea bersama sama. Hyun Mi  adalah teman sebangku dan terdekatku, dia mempunyai banyak kesamaan denganku, suka dengan musik KPOP, bisa berbahasa korea, dan masih banyak. Read the rest of this entry